Fatwa Tentang Keabsahan Sunnah Wudhu

Wudhu

Bismillāhir-Raḥmānir-Raḥīm
Alḥamdulillāhi rabbil ‘ālamīn, wa ṣ-ṣalātu wa s-salāmu ‘alā sayyidinā Muḥammad wa ‘alā ālihi wa aṣḥābihi ajma‘īn.

Segala puji bagi Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā yang telah menjadikan thahārah sebagai pembuka segala bentuk ibadah, dan menjadikan wudhu sebagai sarana untuk membersihkan lahir dan batin. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah ṣallallāhu ‘alayhi wa sallam yang telah mengajarkan kepada kita tuntunan bersuci dengan penuh kesempurnaan.

Fatwa yang ada di tangan pembaca ini merupakan hasil kajian mendalam dan musyawarah Dewan Fatwa dan Kajian Islam Yayasan Islam Darul Khair Wal Barakah, yang menjawab salah satu persoalan praktis namun sering ditanyakan oleh umat, yaitu: apakah sunnah-sunnah wudhu yang dilakukan sebelum membasuh wajah tetap dihitung apabila seseorang batal sebelum berniat wudhu?

Dalam prosesnya, kami menelaah dalil-dalil dari Al-Qur’an, hadits Nabi ṣallallāhu ‘alayhi wa sallam, kaidah-kaidah usul fiqh, serta pandangan para ulama dalam kitab-kitab mazhab yang mu‘tamad seperti Mughnī al-Muḥtāj dan I‘ānat ath-Thālibīn. Diharapkan, keluarnya fatwa ini dapat memberikan panduan yang jelas dan menenangkan bagi umat Islam dalam menjaga kesempurnaan ibadah wudhu mereka.

Ilustrasi seseorang sedang wudhu

Kami mengajak seluruh lembaga pendidikan, pesantren, masjid, dan institusi keagamaan lainnya untuk turut menyebarluaskan fatwa ini demi kemaslahatan umat. Kami juga membuka ruang bagi evaluasi dan penyempurnaan di masa mendatang sesuai perkembangan kebutuhan fiqhiyyah di masyarakat.

Semoga ikhtiar ini bernilai ibadah di sisi Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā dan menjadi sebab bertambahnya kebaikan di tengah umat.

Wassalāmu ‘alaykum wa raḥmatullāhi wa barakātuh.
Depok, 16 Juni 2025
Dewan Fatwa dan Kajian Islam
Yayasan Islam Darul Khair Wal Barakah

Lihat Dokumen Fatwa

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan